Bedugul merupakan sebuah tempat wisata di Bali yang berada di Jalan Raya Candikuning – Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Berjarak sekitar 54 km dari kota Denpasar atau sekitar 70 km dari Pantai Kuta. Jika dari arah utara (Singaraja), perjalanan sekitar setengah jam atau berjarak 35 km.
Daerah ini berketinggian sekitar 1250 – 1450 meter diatas permukaan laut dan suhu siang hari sekitar 17 – 25 derajat celcius, malam hari 10 – 15 derajat celcius.
Karena berada di daerah pegunungan berudara sejuk seperti di Embung Nglanggeran Jogja ditambah adanya pemandangan Danau Beratan/Bratan serta Pura Ulun Danu Beratan yang indah, tempat wisata ini menjadi populer dan banyak dikunjungi para wisatawan domestik ataupun mancanegara.
Tempat Wisata di Bedugul Bali
Danau Beratan/Danu Bratan
Danau Beratan/Danu Bratan merupakan danau paling luas dan terbesar kedua setelah Danau Batur Bali, yaitu memiliki luas sekitar 375.6 hektar, berkedalaman sekitar 22-48 m serta memiliki luas keliling sekitar 12 km. Fungsi utama danau ini adalah sebagai sumber air untuk irigasi di kawasan Bali bagian tengah.
Uniknya, danau ini termasuk salah satu dari 20 danau terbaik dan terindah di dunia. Selain pemandangan danau yang indah dengan udaranya yang segar dan jauh dari perkotaan, tempat satu ini menjadi tujuan favorit para wisatawan untuk berlibur.
Para wisatawan juga bisa menikmati berbagai fasilitas seperti hotel, villa, restoran yang siap melayani. Selain itu, di sini juga tersedia permainan air bagi Anda seperti parasailing, bermain kano, dan speed boat seperti di Pantai Pandawa Bali.
Hal wajib yang Anda lakukan saat di sini adalah berfoto dengan background danau dan pura di tengah Danau Beratan. Sebaiknya datang saat masih belum ramai pengunjung agar mendapat hasil foto yang bagus.
Di timur danau terlihat pemandangan Gunung Catur (orang Bali menyebut Puncak Mangu) yang menjadi tempat yang cocok untuk hiking. Tak jauh dari Danau Beratan ini ada danau kembar, Danau Buyan dan Danau Tamblingan.
Harga tiket masuk Danu Beratan (wisatawan domestik) :
- Dewasa Rp 20.000,-/orang.
- Anak-anak Rp 15.000,-/anak.
Tarif Parkir :
- Tarif parkir sepeda motor Rp 2.000,-/unit.
- Tarif parkir mobil Rp 5.000,-/unit.
- Tarif parkir bus Rp 10.000,-/unit.
Jam Operasional :
Buka setiap hari dari jam 08.00 pagi – 18.00 sore.
Catatan : harga bisa sewaktu-waktu berubah.
Pura Ulun Danu Beratan Bedugul
Pura Ulun Danu Beratan khas Bali ini beratap tingkat, ada menara beratap 11 tingkat, 7 tingkat, dan 3 tingkat. Menara ini menjadi symbol kepercayaan umat Hindu di Bali terhadap 3 Dewa :
- Dewa Wisnu (11 tingkat)
- Dewa Brahma (7 tingkat)
- Dewa Siwa (3 tingkat)
Pura Ulun Danu Beratan merupakan tempat suci bagi umat Hindu yang berada di ujung Danau Beratan dan dibangun sekitar awal abad ke-17. Fungsinya sebagai tempat pemujaan kepada Tuhan untuk memperoleh kemakmuran, kesuburan, kesejahteraan, dan keseimbangan alam.
Saat air danau pasang/naik, pura ini akan nampak seperti mengambang di atas permukaan air. Selain itu, pemandangan nampak indah saat matahari terbit di pagi hari dan sebagian gunung di sekitar tertutup kabut. Tak heran jika tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit para fotografer untuk berburu foto ataupun menjadi lokasi foto pre-wedding.
Sejarah
Sejarah pura ini bisa diketahui dari data arkeologi dan data sejarah yang ada di lontar Babad Mengwi. Di halaman depan pura ini ada peninggalan benda bersejarah seperti Sarkofagus batu dan papan batu yang sudah ada dari zaman Megalitikum/500 tahun sebelum Masehi.
Kedua benda bersejarah ini masih berada di halaman (babaturan) Pura Ulun Danu Beratan. Kemungkinan tempat ini dulunya sudah menjadi tempat ritual sejak zaman Megalitikum di Bali.
Dari sejarah Babad Mengwi, pendiri Kerajaan Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu sudah mendirikan terlebih dahulu sebelum membangun Pura Taman Ayun saat hari Anggara Kliwon Medangsia, tahun Saka 1556 (tahun 1634 setelah Masehi). Kerajaan Mengwi kemudian hidup sejahtera, dan masyarakat menyebutnya sebagai I Gusti Agung Sakti.
Area Pura Ulun Danu Beratan terdapat 5 pura dan 1 stupa Budha :
1.Pura Penataran Agung
Pura ini terlihat saat melewati Candi Bentar (gerbang terpisah) menuju Danau Beratan. Fungsinya sebagai tempat pemujaan keagungan Tuhan melalui Tri Purusha Siwa : Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa untuk meminta kemakmuran, kesuburan, kesejahteraan dan keseimbangan alam.
2.Pura Dalem Purwa
Pura ini ada 3 pelinggih utama, yaitu pelinggih Dalem Purwa untuk pemujaan kepada Dewi Durga dan Dewa Rudra untuk meminta kemakmuran. Bale Murda Manik (bale pemaruman), tempat untuk parum/rapat/diskusi. Bale Panjang untuk tempat menaruh persembahan upacara. Pelinggih disini mengarah ke arah timur berada di selatan Danau Beratan.
3.Pura Taman Beji
Pura ini digunakan untuk upacara Ngebejiang (ritual penyucian sarana upacara) dan tempat meminta air suci/tirta. Selain itu, juga digunakan untuk Melasti (upacara penyucian dan pembersihan bagi umat Hindu di Bali) oleh masyarakat/penduduk sekitar.
4.Pura Lingga Petak (Pura Ulun Danu Bratan)
Di dalam pura ini ada sebuah sumur suci yang keramat untuk menyimpan air suci Ulun Danu (tirta ulun danu) dan menjadi sumber kesuburan dari Danau Beratan. Selain itu, ada sebuah Lingga berwarna putih yang diapit batu merah dan batu hitam.
Pura ini ada 2 pelinggih, pelinggih beratap 11 (pelinggih meru tumpang solas) menghadap selatan dan pelinggih beratap 3 (pelinggih meru tumpang telu) yang setiap pintu menghadap ke arah 4 mata angin.
5.Pura Prajapati
Pura ini berada di bawah pohon beringin besar dan merupakan pura pertama yang terlihat setelah melewati loket masuk.
6.Stupa Budha
Stupa menghadap ke selatan yang berada di luar area utama Pura Ulun Danu Beratan ini merupakan simbol keselarasan kehidupan antar umat beragama.
Kebun Raya Eka Karya Bedugul
Kebun Raya Eka Karya juga disebut dengan Kebun Raya Bali ataupun Kebun Raya Bedugul.
Fungsi utama kebun raya “Eka Karya” Bali ini adalah sebagai tempat Eksplorasi, inventarisasi dan penelitian aneka tumbuhan, konservasi, rekreasi, dan pendidikan. Selain bisa menikmati pemandangan indah dengan udara yang segar, Anda bisa mengetahui manfaat dari aneka tumbuhan yang ada di sekitar.
Dengan harga tiket masuk yang cukup murah, Anda dan keluarga bisa melakukan rekreasi yang seru dan menyenangkan disini. Anda bisa wisata petik strawberry, bermain tree-top, dan berfoto selfie dengan bunga-bunga seperti di Taman Bunga Nusantara.
Jika Anda berkunjung kesini, ada baiknya membawa baju hangat, payung dan lainnya untuk berjaga-jaga karena cuaca tidak tentu.
Sejarah Kebun Raya Bali
Berawal dari ide Prof.Ir. Kusnoto Setyodiwiryo (Presiden Badan Pusat Penelitian Lingkungan) sekaligus Kepala Kebun-kebun Raya di Indonesia dan I Made Taman (Kepala Badan Konservasi Lingkungan dan Pelestarian) berencana membuat kebun raya di Bali.
Tahun 1955 melakukan pendekatan ke pemerintah Prov. Bali, pada tahun 1958 disetujui guna membangun kebun raya di Bali dengan luas sekitar 50 hektar hutan dan reboisasi Candi Kuning yang berbatasan dengan cagar alam Batukau.
Kemudian tanggal 15 Juli 1959 kebun raya “Eka Karya” Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo.
Nama “Eka Karya” adalah usul dari I Made Taman yang berasal dari kata “eka” : satu, “karya” : hasil kerja. Artinya adalah kebun raya pertama dari hasil bangsa Indonesia setelah Negara merdeka.
Kebun raya ini menjadi lokasi pengumpulan gymnosperma (tanaman berdaun jarum) yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Ada koleksi yang diimpor dari Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas, seperti Araucaria, Bidwillii, Cupresus Sempervirens dan Pinus Masoniana. Ada juga jenis tanaman asli berasal dari sini seperti Podocarpus Imbricatus dan Casuarina Junghuhniana.
Sejak kebun raya ini dibuka sampai sekarang, banyak mengalami perubahan. Pertama lokasi diperluas sekitar 129,2 hektar di bawah pimpinan I Gede Ranten, B.Sc. (1975 – 1977). Lalu diperluas lagi sekitar 157,5 hektar di bawah pimpinan Ir. Mustaid Siregar, M.Si (2001 – 2008).
Di kebun raya ini ada koleksi jenis tanaman anggrek, tumbuhan paku/lumut, begonia, tanaman obat, kaktus, tanaman air, begonia, tanaman untuk ritual agama Hindu, dan lain sebagainya.
Adanya ribuan jenis tanaman berasal dari seluruh dunia disini, kebun raya ini menjadi lokasi yang tepat untuk penelitian, pendidikan dan rekreasi.
Pasar Buah & Sayur Tradisional di Desa Candi Kuning Bedugul
Pasar buah dan sayur tradisional ini berada di antara jalan yang mengarah ke Kebun Raya Bali dan Danau Beratan. Di pasar ini ada banyak buah dan sayuran yang segar dan merupakan hasil tanam dari daerah setempat.
Selain itu, di pasar ini juga menjual aneka rempah-rempah seperti pala, cengkeh, merica, kunyit dan lainnya. Bagi Anda yang mencari tanaman hias, di pasar ini juga menjual tanaman hias, anggrek, mawar dan lainnya.
Tentunya Anda jangan sampai melewatkan berbelanja buah/sayur/tanaman hias untuk oleh-oleh saat berlibur ke sini.
Jika berakhir pekan di kawasan wisata Bedugul yang menarik ini, jangan lupa untuk berlibur ke tempat wisata Bali terbaru yang tak kalah menariknya.
Selamat berlibur, salam piknik. 😀