Jam Gadang adalah saksi bisu sejarah Bangsa Indonesia di masa penjajahan, tidak heran jika bangunan ini memiliki kaitan yang erat dengan masa perjuangan.
Indonesia sangat kaya dengan pariwisata dan juga budaya, tidak ada negara di dunia sekaya Indonesia, oleh sebab itu Indonesia pada zaman dulu menjadi incaran negara – negara Barat untuk dinikmati kekayaannya.
Kalau di Jakarta ada Monumen Nasional (Monas) sebagai ikonnya, di Jogja ada Tugu Pal atau yang lebih dikenal Tugu Jogja, di kota Medan ada menara Tirtanadi, patung Sura dan Baya yang berarti Hiu dan Buaya yang merupakan ikon Kota Surabaya, di Bukittinggi ada Jam Gadang.
Kota Bukittinggi adalah kota yang sarat dengan sejarah, terutama sejarah proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kota Bukittinggi ini merupakan kota dengan nilai perekonomian terbesar kedua di Sumatera Barat, dan dahulu pernah menjadi Ibukota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) antara 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.
Jam Gadang merupakan tanda dan saksi sejarah yang ada di Bukittinggi Sumatera Barat. Kata “Gadang” adalah bahasa Minangkabau yang memiliki arti “Besar” yang merepresentasikan dari bentuk bangunannya.
Jika ada yang bertanya kota mana di Indonesia khususnya di Pulau Sumatera yang punya banyak cerita mengenai proses kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi adalah salah satu jawabannya.
Jam Gadang
Perancang: Jazid Radjo Mangkuto |
Sejarah Jam Gadang
Berdasarkan cerita yang dikisahkan oleh para Sejarahwan, pembangunan Jam Gadang ini selesai dibangun pada tahun 1926 pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 3.000 Gulden biaya yang tergolong fantastis pada masa itu.
Dengan biaya sebanyak itu, sejak dibangun hingga diresmikan membuatnya jadi perhatian setiap orang, hal tersebut membuat Jam Gadang dijadikan penanda atau markah tanah dan juga titik nol kota Bukittinggi.
Selain sebagai pusat penanda Ibukota Bukittinggi, sejak lama menjadi destinasi wisata yang ada di Kota Bukittingi. Telah dilakukan perluasan disekitar taman Jam Gadang ini sebagai tempat interaksi para wisatawan yang datang kesini.
Hadiah Pemberian Ratu Belanda
Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda bernama Ratu Wilhelmina kepada Rook Maker yaitu seorang sekretaris atau controleur Fort De Kock atau sekarang yang dikenal dengan Kota Bukittinggi.
Pembangunannya tentu pada masa pemerintahan Hindia – Belanda dan arsitektur menara Jam Gadang ini dirancang oleh Yazid Rajo Mangkuto seorang putra pribumi.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Putra pertama Rook Maker yang pada saat itu usianya masih 6 tahun.
Ada Kesamaan Dengan Jam Big Ben Di London
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa Jam Gadang yang ada di Kota Bukittinggi memiliki kesamaan dengan Jam Big Ben yang ada di London, Inggris.
Jangan berpikir kalau kesamaannya terletak pada arsitektur atau desiner nya ya, bukan itu. Kesamaan tersebut adalah terletak pada mesin penggerak jam tersebut.
Terapat 4 jam dengan diameter masing – masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam Belanda melalui Pelabuhan Emmahaven atau yang sekarang dikenal Pelabuhan Teluk Bayur yang berada di Provinsi Sumatera Barat.
Mesin penggerak Jam Gadang dan Jam Big Ben hanya diproduksi 2 unit, yaitu untuk kedua jam ini saja. Pada bagian lonceng terukir nama pabrik pembuat jam tersebut, yaitu Vortmann Recklinghausen.
Vortmann adalah nama belakang pembuat Jam Gadang yakni Benhard Vortmann. Sedangkan Recklinghausen adalah sebuah nama kota yang ada di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam tersebut pada tahun 1892.
Bandul Jam Patah Ketika Gempa Bumi 2007
Pada tahun 2007 silam Sumatera Barat di goncang gempa bumi dahsyat yang memakan korban jiwa hingga 70 orang.
Tak hanya korban jiwa, banyak bangunan pemerintah, komersil dan milik masyarakat rusak akibat bencana alam tersebut, tak terkecuali Jam Gadang.
Jam Gadang pada saat itu mengalami patah pada badul atau pendulum (benda yang bergerak ke kiri dan ke kanan untuk menunjukkan waktu tertentu).
Bandul tersebut kemudian diganti agar berfungsi dengan baik lagi. Dan yang kita lihat saat ini bukan lagi versi asli melainkan barang baru.
Sudah Berganti Atap 3 Kali
Sejak didirikan pada masa Pemerintahan Hindia – Belanda, menara atau atap dari Jam Gadang ini telah mengalami 3 kali perubahan.
Awalnya bentuk atap dari Jam Gadang ini berbentuk bulat dan ada patung ayam diatasnya. Bentuk seperti ini bertahan hingga Jepang menguasai Nusantara.
Pada masa pendudukan Jepang atap dari Jam Gadang ini pun diubah menjadi bentuk pagoda. Lalu setelah Indonesia merdeka atap Jam Gadang dirubah berdasarkan kearifan lokal yakni menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.
Renovasi terakhir terjadi pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) didukung oleh Pemerintah Kota Bukittinggi dan juga Kedutaan Besar Belanda di Jakarta.
Misteri Angka “4” Romawi yang Menggelitik
Banyak masyarakat baik itu dari kalangan wisatawan, sejarahwan, dan juga masyarakat awam bertanya – tanya mengenai angkat empat yang menunjukkan jam 4 di Jam Gadang tidak seperti yang seharusnya.
Pada waktu sekolah dasar kita diajarkkan bahwa penulisan angka 4 dalam bilangan Romawi adalah hurui “i” besar dan “v” besar, seperti ini IV.
Namun pada Jam Gadang terdapat keanehan pada penulisan angkat empat tersebut, pada Jam Gadang justru ditulis huruf “i” besar sebanyak 4 huruf, seperti ini “IIII”.
Hal ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi siapapun yang memperhatikan keunikan tersebut, maka dari itu muncullah ragam spekulasi mengenai misteri ini, namun sampai kini belum diketahui penyebab sebenarnya.
Beberapa spekulasi yang beredar mungkin pernah kamu dengar, diantaranya ada sejarah yang mengatakan penulisan tersebut disengaja dan sudah diatur oleh Pemerintah Belanda, sebab simbol IV mereka artikan sebagai kalimat I Victory.
Kalimat I Victory dianggap meresahkan karena dapat menumbuhkan semangat perlawanan terhadap Pemerintah Hindia – Belanda dari masyarakat.
Ada pula kisah yang beredar yang mengatakan bahwa penulisan angka IIII tersebut sebagai penanda dan pengingat bahwa saat proses pembangunan Jam Gadang ini ada 4 orang pekerja yang meninggal dunia.
Adapula pendapat lain yang menyatakan bahwa penulisan IIII tersebut adalah penulisan lama sebelum ada perubahan. Pada awalnya angkat empat memang ditulis IIII dengan 4 huruf I.
Hal ini dibuktikan pada jam matahari yang dibuat sebelum abad ke – 19. Hampir semua jam pada waktu itu menggunakan IIII untuk angka empatnya, termasuk Jam Gadang karena dibuat pada awal abad ke 19.
Dan spekulasi lainnya adalah dikarenakan pandai besi pada waktu itu menganggap untuk membuat IIII lebih hemat dan cepat daripada membuat angka IV.
Entah mana yang benar dari beberapa versi cerita misteri angkat 4 diatas, yang jelas tidak ada larangan bagi kamu untuk berspekulasi, hanya saja jangan sampai menjadi cerita hoax ya.
Struktur Bangunan Jam Gadang
Jam Gadang memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter dengan ketinggian menara mencapai setinggi 26 meter dan terdiri dari beberapa tingkatan.
Bangunan Jam Gadang terdiri dari empat tingkat, dimana tingkatan yang pertama terdapat ruangan yang digunakan oleh petugas untuk mengawasi siapa saja yang naik ke atas.
Pada tingkatan kedua akan terlihat bandul pemberat jam. Pada tingkatan ketiga akan tampak mesin Jam Gadang yang antik dan punya nilai sejarah tinggi.
Pada tingkatan ke empat merupakan tempat meletakkan lonceng berukuran besar. Dari lantai empat ini kamu bisa melihat keindahan alam Bukittinggi.
Ada keunikan dari pembangunan Jam Gadang yang ada di Kota Bukittinggi ini, yaitu dari bahan konstruksi bangunannya.
Ternyata Jam Gadang ini bangunannya berdiri kokoh tanpa menggunakan besi penyangga seperti bangunan yang ada pada saat ini.
Pembangunan Jam Gadang hanya menggunakan campuran putih telur, kapur dan pasir putih. Tanpa semen yang biasa kita pakai.
Coba bayangkan berapa banyak telur yang habis digunakan untuk membangun bangunan setinggi Jam Gadang, wajar sekali jika dana pembangunannya menghabiskan hingga 3.000 gulden.
Konon dalam sejarah ada juga bangunan lain yang terkenal yang dibangun hanya dengan menggunakan putih telur, diantaranya : Colloseum di Roma dan juga Masjid Raya Sultan di Riau yang dibangun hanya menggunakan putih telur sebagai perekat.
Jam Gadang Wisata Kota Bukittinggi Terpopuler
Jam Gadang hanya ada di Indonseia, dan karena sejarahnya yang sudah berabad – abad dan berada di sebuah Kota dengan keindahan alam yang luar biasa, maka Jam Gadang menjelma menjadi tujuan wisata terpopuler di Sumatera Barat.
Banyak wisatawan lokal seperti dari Kabupaten – Kabupaten yang ada di Sumatera Utara seperti Kota Medan ataupun dari Provinsi Riau menjadikan Bukittinggi sebagai Kota tujuan untuk berwisata.
Popularitas Jam Gadang bisa disandingkan dengan popularitas Monumen Nasional atau Monas yang ada di Jakarta, karena kedua ikon ini memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Jika berkunjung ke Sumatera Barat, sangat disayangkan jika tidak menyempatkan diri untuk berkunjung ke Jam Gadang walau hanya sekedar berfoto saja.
Aktifitas Menarik Ketika Berada di Jam Gadang
Setiap akan berlibur ke suatu tempat tentulah kita bertanya kegiatan apa yang bisa dilakukan ditempat wisata tersebut.
Nah berikut ini beberapa aktifitas yang bisa kamu lakukan ketika berada di Kota Bukittinggi.
Berfoto
Mengabadikan semua momen dengan sebuah foto merupakan hal yang wajib dilakukan saat ini, baik itu lewat foto cetak ataupun hanya sekedar softfile yang bisa di share melalui sosial media.
Jam Gadang adalah objek utama yang harus kamu foto ketika berada dilokasi ini, karena pemandangan Jam Gadang tidak akan pernah kamu temukan ditempat lain, kalau pun ada bisa dipastikan itu replika.
Jika ingin mendapatkan momen terbaik, berfotolah menjelang sore hari, karena matahari tidak begitu cerah lagi.
Kamu juga bisa berfoto dengan Kudo Bendi atau kuda delman yang ada di sekitar Jam Gadang Bukittinggi.
Belanja di Pasar Atas
Jam Gadang merupakan tempat wisata yang sangat populer dan disekililingnya banyak tempat shoping menarik.
Seperti Pasar Atas misalnya, kamu bisa berbelanja seperti pakaian baik itu pakaian jadi maupun pakaian tenun khas Padang.
Souvenir dan produk craft lainnya juga banyak di jual di pasar ini, kamu bisa berbelanja sepuasnya untuk dijadikan oleh – oleh.
Menikmati Sajian Kuliner
Tak sah rasanya jika liburan tapi tidak menikmati sajian yang ada di tempat kita berwisata tersebut. Disekitar Jam Gadang banyak penjual makanan yang bisa kamu coba.
Penjual makanan yang ada di sekitar Jam Gadang pun bervariasi, ada penjual keliling ada juga berbentuk resto atau rumah makan.
Kamu bisa mencoba Nasi Kapau ataupun sate Khas Padang.
Menaiki Kudo Bendi (Delman)
Kudo Bendi adalah nama lain delman yang dipakai di Kota Bukittinggi. Aktifitas berkuda atau menaiki delman adalah hal yang paling disukai oleh anak – anak.
Kamu bisa menyewa Kudo Bendi ini lalu berkeliling di seputar kawasan wisata Jam Gadang. Jangan lupa menawar ya agar harganya tak ketinggian.
Menyaksikan Air Menari dan Lampu Warna Warni
Pada malam hari pemandangan Jam Gadang akan semakin menarik dan atraktif, perpaduan lampu warna warni dan juga ditambah dengan air mancur yang tampak menari.
Pemandangan seperti ini merupakan hal baru di sekitar Jam Gadang Bukittinggi dan akan semakin menambah kebahagiaan bagi siapa saja yang melihatnya.
Menaiki Menara Jam Gadang
Untuk menaiki puncaknya kamu harus memiliki izin terlebih dahulu dari pengelola. Jangan sembarangan masuk tanpa izin ya, bisa dapat masalah nanti.
Jika mendapatkan izin kamu bisa melihat bangunan ini dari dalam dan setiap lantainya. Dari puncak Jam Gadang kamu bisa menyaksikan keindahan Kota Bukittinggi dan melihat pemandangan alam lainnya seperti : Gunung Sago, Gunung Merapi dan Gunung Singgalang.
Lokasi dan Akses Menuju Jam Gadang
Karena Jam Gadang adalah ikon penanda pusat Kota Bukittinggi, maka sangat mudah menemukan bangunan ini ketika kita berada di Kota Bukittinggi.
Berikut ini kami sajikan informasi mengenai akses menuju Jam Gadang Bukittinggi :
Dari Bandara Internasional Minangkabau
Jika beranjak dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kamu bisa menggunakan jasa taksi, mobil rental dan juga kendaraan umum.
Jika menggunakan kendaraan berupa taksi ataupun mobil rental, di Bandara Minangkabau sudah teresdia fasilitas tersebut.
Dengan menggunakan taksi ataupun mobil rental perjalanan akan lebih simple, kamu akan diantar langsung ke tempat tujuan tepat waktu.
Dan selama diperjalanan kamu bisa berbincang – bincang dan bertanya kepada Pak Supir mengenai pariwisata yang ada di Kota Bukittingi.
Nah jika kamu menggunakan kendaraan umum, kamu bisa menggunakan Bus Damri yang sudah disediakan oleh pihak Bandara Internasional Minangkabau (BIM), namun sayangnya Bus Damri tersebut tidak langsung menuju Jam Gadang ya.
Tujuan Bus Damri ini adalah Kota Padang, setiba di Kota Padang Minibus sperti ELF dengan tujuan Terminal Aur Kuning Kota Bukittinggi di Ulak Karang, Padang.
Setelah tiba di terminal Aur Bukittinggi, lanjutkan lagi perjalanan menggunakan angkot dengan no 13 dengan tujuan Jam Gadang.
Dari Kota Padang Menggunakan Kendaraan Pribadi
Jika kamu menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, rute yang harus kamu tuju pertama adalah berangkat menuju Labuak Bayo – Lubuak Aluang – lalu ke Kapalo Hilalang dan akan tiba di Padang Panjang.
Dari Padang Panjang lanjut ke Kota Baru – lalu ke Padang Lua – dan dari sini akan tiba di Kota Bukittinggi.
Jika sudah tiba maka ambil jalan Jendral Sudirman dan kemudian Jalan Istana dan tak jauh dari situ akan tiba di Jam Gadang.
Dari Kota Pekanbaru Menggunakan Kendaraan Pribadi
Jika kamu berangkat dari Kota Pekanbaru maka rute yang harus kamu tuju pertama adalah Kelok 9 Kab. Limapuluh Kota – lalu lanjutkan sampai ke Harau – Kota Payakumbuh – Piladang – dan teruskan perjalanan hingga sampai di Baso.
Setiba di Baso kamu akan melihat Kota Bukittinggi, setiba di Bukittinggi ambil Jalan Jendral Sudirman lalu Jalan Istana dan akan tiba di lokasi.
Begitulah akses dan rute menuju Jam Gadang Bukittinggi yang dapat kamu manfaatkan. Jika bingung jangan sungkan untuk bertanya kepada masyarakat setempat yang juga terkenal akan keramahannya.
Harga Tiket dan Fasilitas di Sekitar Jam Gadang
Sama seperti Tugu Pal Putih atau lebih dikenal Tugu Jogja yang tidak memiliki biaya retribusi untuk melihatnya, Jam Gadang pun demikian, tidak dikenakan biaya tiket apapun.
Untuk fasilitas di sekitar lokasi juga terbilang cukup lengkap, kamu tidak perlu risau lagi memikirkan hal tersebut, berikut ini beberapa fasilitas yang ada di sekitar Jam Gadang :
- Hotel atau Penginapan
- Pusat Perbelanjaan
- Pasar Tradisional
- Tempat Makan
- ATM & Bank
- Tong Sampah
- Toilet
- Musholla / Masjid
- Jasa Photography
- Keamanan
Hotel di Sekitar Jam Gadang
Liburan kesebuah kota wisata rasanya tidak cukup kalau hanya 1 hari saja, rasanya sangat tergesa – gesa sekali.
Jalan – jalan disebuah Kota yang punya banyak tempat wisatanya enaknya itu berhari – hari, dan tentulah kita butuh akomodasi penginapan, berikut ini kami informasikan penginapan atau hotel yang dekat dengan Jam Gadang Kota Bukittinggi :
Hotel Jogja
Hotel Jogja ada di Kota Bukittinggi, setidaknya nama ini semakin memudahkan kita ketika berada di Kota Bukittinggi.
Hotel Jogja ini berada di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 17, Bukittinggi. Jaraknya cukup dekat dari Jam Gadang, hanya sekitar 300 meter saja.
Hotel ini menawarkan sepeda gratis, taman, lounge, dan wifi gratis. Selain itu hotel ini juga memiliki layanan antar jemput bandara. Harga yang ditawarkan pun lumayan murah, mulai dari 200ribuan per malamnya.
Novotel Bukittinggi
Hotel Novotel Bukittinggi adalah hotel berbintang 4 yang dekat dengan Jam Gadang Bukittinggi. Jaraknya sekitar 600 meter.
Fasilitas seperti kolam renang dan wifi gratis ada disini. Harga yang ditawarkan pun cukup kompetitif, yakni mulai dari 650 ribuan per malamnya.
Alamat Hotel Novotel Bukittinggi di Jalan Laras Datuk Bandaro Bukittinggi.
Grand Gallery Hotel
Grand Gallery Hotel adalah hotel berbintang 2 yang beralamat di jalan H. Agus Salim No 25 Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang Bukittinggi.
Jaraknya sangat dekat, sekitar 145 meter saja. Harga room per malamnya mulai dari 425 ribu per malam dan sudah termasuk sarapan.
Prima Dini
Prima Dini adalah penginapan murah yang ada di sekitar Jam Gadang Bukittinggi, alamatnya berada di JalanYos Sudarso No 10 Benteng, Guguk Panjang, Bukittinggi.
Jaraknya sekitar 200 meteran saja, dan harga sewa kamar per malamnya mulai dari 270 ribu namun tidak termasuk sarapan.
Hotel Ambunsuri
Hotel Ambunsuri berada di Jalan Panorama No 2, Guguk Panjang, Bukittinggi. Jaraknya sekitar 210 meter saja dari Jam Gadang.
Sewa room per malamnya mulai dari Rp. 300 ribu per malam dan sudah termasuk sarapan.
Grand Rocky Hotel Bukittinggi
Grand Rocky Hotel Bukittinggi adalah hotel berbintang empat yang jaraknya cukup dekat dari Jam Gadang, sekitar 400 meter saja.
Lokasinya berada di Jalan Yos Sudarso No 29, Bukittinggi. Hotel ini menyediakan fasilitas kolam renang, wifi gratis dan juga sarapan. Harga sewa room per malamnya mulai dari 800ribuan.
Hotel Orchid
Orchid Hotel merupakan salah satu hotel murah yang ada di kawasan wisata Jam Gadang Bukittinggi, lokasinya berada di Jalan Teuku Umar No 11, Guguk Panjang, Bukittinggi.
Jaraknya hanya sekitar 300 meter saja. Harga room per malamnya mulai dari 200 ribu dan sudah termasuk sarpaan.
Grand Kartini Hotel
Hotel Grand Kartini adalah hotel yang berada di Jalan Teuku Umar No 5, Bukittinggi. Jaraknya cukup dekat dari Jam Gadang, hanya 5 menit berjalan kaki.
Layanan loundry, sewa mobil, antar jemput bandara ada disini. Harga room per malamnya mulai dari 370ribuan dan sudah termasuk sarapan.
Hello Guest House
Hello Guest House adalah salah satu penginapan murah yang rekomended yang ada di Kota Bukittinggi. Alamatnya berada di Jalan Teuku Umar No. 6B, Guguk Panjang, Bukittinggi.
Pelayanan ramah dan kamar bersih menjadi sebuah hal kenapa penginapan ini direkomendasikan. Selain itu harga nya juga cukup murah mulai dari 150 ribu per malamnya dan sudah termasuk sarapan.
Sebenarnya masih banyak lagi hotel – hotel terbaik maupun murah yang ada disekitar Jam Gadang Bukittinggi, jika hotel yang kami sebutkan diatas dirasa kurang cocok, kamu bisa cari lagi melalui media online.
Tempat Wisata di Sekitar Jam Gadang
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota yang memiliki banyak pilihan tempat wisata yang ada di Pulau Sumatera. Berikut ini kami informasikan tempat – tempat wisata yang ada di sekitar Jam Gadang :
Taman Monumen Bung Hatta
Taman Monumen Bung Hatta adalah monumen penghargaan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bukittinggi untuk mengenang jasa pahlawan Bung Hatta
Kamu sangat disarankan untuk berkunjung ke monumen ini ketika sedang berada di Kota Bukittinggi, di monumen ini terdapat empat relief yang menceritakan perjalanan hidup Bung Hatta.
Relief pertama menceritakan tentang masa kelahiran Bung Hatta di Fort de Kock atau yang sekarang dikenal dengan nama Bukittinggi.
Relief kedua bercerita tentang pergerakan beliau di organisasi, relief ketiga menceritakan tentang perjuangan Bung Hatta saat memproklamirkan kemerdekaan.
Dan relief keempat adalah cerita tentang masa pensiun Bung Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia yang saat itu sudah merdeka.
Taman Monumen Bung Hatta ini cukup dekat dengan Jam Gadang Bukittinggi.
Istana Bung Hatta
Istana Bung Hatta adalah salah satu tempat bersejarah ketika Bung Hatta berjuang dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Lokasinya berada di depan Jam Gadang Bukittinggi, hanya saja sangat disayangkan karena masyarakat tidak diizinkan untuk masuk ke dalam bangunan ini.
Namun demikian, dengan berdiri di depan komplek Istana Bung Hatta ini, kita dapat merasakan nilai – nilai patriotisme yang dahulu pernah diperjuangkan oleh Bung Hatta.
Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini merupakan Kebun Binatang Bukittinggi. Konon katanya kebun binatang ini adalah yang tertua yang ada di Indonesia.
Kebun binatang ini ternyata mulai dibangun sekitar tahun 1900an oleh controleur Pemrintah Hindia – Belanda yang bertugas di Fort de Kock pada saat itu Gravenzanden.
Taman Ngarai Maaram Bukittinggi
Taman Ngarai Maaram adalah sebuah tempat wisata yang cocok bagi keluarga yang berada di Kota Bukittinggi.
Ditempat ini ada jembatan yang sering digunakan muda – mudi untuk melakukan foto selfie. Lokasinya berada dibelakang Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi.
Taman Panorama Ngarai Sianok
Taman Panorama Ngarai Sianok adalah tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, lokasinya tidak begitu jauh dari Jam Gadang.
Ngarai Sianok adalah sebuah jurang curam yang indah, dari posisi tempat memandang kita bisa menyaksikan keindahan alam ciptaan Tuhan.
Ngarai sianok ini berupa lembah sempit yang dikelilingi tebing – tebing tinggi dan ditengahnya terdapat aliran sungai kecil.
Tebing – tebing ini terbentuk akibat proses turunnya sebagian lembengan bumi dan terbentuklah tebing yang mirip pahatan secara alami.
Lubang Jepang Bukittinggi
Lubang Jepang adalah tempat wisata bersejarah yang ada di Bukittinggi, sebelumnya lubang ini dijadikan tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang.
Disarankan ketika memasuki lorong Lubang Jepang ini agar membawa pemandu atau tour guide, karena lorong – lorong tersebut semua hampir tampak sama, jadi ada kemungkinan bisa tersesat.
Museum RRI Bukittinggi
Jika ingin melihat perkembangan dan sejarah radio di Indonsia, bisa berkunjung ke salah satu museum yang ada di Bukittinggi, yakni Museum RRI Bukittinggi.
Pengunjung yang datang ke museum ini juga selalu ramai. Lokasinya juga cukup dekat dengan Jam Gadang.
Benteng Fort de Kock
Benteng Fort de Kock adalah salah satu tempat wisata populer yang ada di Kota Bukittinggi. Bangunan ini didirikan oleh seprang Kapten bernama Johan Heinrich Conrad Bauer pada tahun 1826.
Janjang Koto Gadang – The Great Wall of Koto Gadang
Janjang Koto Gadang atau The Great Wall of Koto Gadang ini merupakan tempat wisata yang masih terbilang segar.
Dulunya tempat wisata ini bernama Janjang Saribu, setelah dipugar oleh Pemerintah agar lebih menarik minat wisatawan lalu namanya diganti menjadi Janjang Koto Gadang – The Great Wall of Koto Gadang.
Jika kamu ingin merasakan sensasi seperti berjalan di Tembok Raksasa China, cobalah main kesini, hitung – hitung untu latihan sebelum berangkat ke China.
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta
Ingin mengenal lebih dekat sosok Wakil Presiden Republik Indonesia pertama yakni Bung Hatta maka kamu harus mengunjungi rumah kelahiran Bung Hatta.
Rumah kelahiran ini dibangun berdasarkan penelitian dari literasi dan cerita yang ada. Lalu di implementasikan kedalam sebuah desain dan bangunan.
Tempat Kuliner Enak di Sekitar Jam Gadang
Berwisata ke sebuah tempat tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi olahan makanan dari penduduk setempat. Berikut ini beberapa tempat kuliner enak yang ada disekitar Jam Gadang, Bukittinggi.
Bakso dan Mie Ayam Warung Tip Top
Alamat : Jalan Janjang Gudang No 7, Tangah Sawah, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi
Rumah Makan Simpang Raya Pasar Atas (Warung Padang)
Alamat : Jalan Minangkabau No. 73, Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.
Nasi Kapau Uni Lis
Alamat : Jalan Pemuda Los Lambuang, Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi
Nasi Kapau Ni Er
Alamat : Pasar Lereng, Los Lambuang, Aur Tajungkang Tengah Sawah, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.
HAU’s Tea
Alamat : Jalan Ahmad Yani No. 70 Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi
O’chicken Bukittinggi
Aalamat : Jalan Kesehatan No. 36, Puhun Tembok, Mandiangan Koto Selayang, Kota Bukittinggi.
Tips dan Saran Ketika Berlibur ke Jam Gadang Bukittinggi
Jika kamu ingin liburan ke Kota Bukittinggi dan melihat Jam Gadang serta tempat wiata lainnya, maka hal berikut ini mungkin perlu kamu perhatikan :
- Persiapkan itinerary kamu sebaik mungkin, terutama jika kamu belum pernah sama sekali berkunjung ke Bukittingi. Bila ragu maka lebih baik gunakan jasa tour guide setempat, kalau punya teman yang tinggal di daerah ini, itu akan lebih baik.
- Bawalah pakaian tebal berupa jaket, karena Bukittinggi merupakan kota dengan suhu yang cukup dingin, apalagi kalau di malam hari.
- Pelajari terlebih dahulu tempat – tempat wisata yang ingin kamu kunjungi agar lebih efisien saat liburan.
- Jika menggunakan kendaraan pribadi, manfaatkan semua hal termasuk map online ataupun masyarakat setempat sebagai tempat untuk bertanya.
- Kebersihan itu adalah sebagian dari Iman. Sebagai orang yang mengaku hamba Tuhan, maka jangan buang sampah sembarangan ya ketika berada di tempat wisata.
Nah segitu dulu pembahasan kita mengenati Jam Gadang Bukittinggi, jika kamu punya cerita tersendiri mengenai tempat wisata ini, boleh diceritakan di kolom komntar ya.
Sampai ketemu di tempat wisata berikutnya, salam satu bumi!