Banyak yang gak tau kalo Masjid Istiqlal adalah masjid nasional negara Rebulik Indonesia dan merupakan masjid terbesar yang ada di Asia Tenggara. Kepopulerannya sama dengan Masjid Baiturrahman di Banda Aceh.
Sebagai warga Muslim Indonesia, kita patut bangga guys dengan keberadaannya. Masjid ini hadir menjadi salah satu ikon kemajuan bangsa Indonesia, dimana kemajuan tersebut digambarkan dalam sejarah Masjid Istiqlal itu sendiri.
Ngomong – ngomong, udah pada tau belum gimana ceritanya masjid megah yang ada di Ibukota ini menjadi salah satu masjid paling gede di Asia Tenggara? Bagi kamu yang belum tau dan penasaran, yuk kita ulas sejarah dan kemegahan dari Masjid Istiqlal.
Sejarah Masjid Istiqlal
Istiqlal adalah bahasa Arab yang memiliki arti “Merdeka”, penamaan masjid ini merupakan bentuk rasa syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan dari penjajahan yang diberikan oleh Allah Swt.
Pembangunan Masjid Istiqlal dimulai pada 24 agustus 1961, ditandai dengan dilakukan penanaman tiang pancang pertama oleh Presiden Soekarno. Lokasi didirikannya masjid ini berada di areal bekas Taman Wilhelmina yang dulu dikenal sebagai tempat yang gelap, kotor dan tak terawat.
Cerita Unik Tentang Masjid Istiqlal Jakarta
Ada cerita menarik yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan Masjid terbesar di Asia Tenggara ini, ternyata desain modern yang sekarang dapat kita saksikan adalah karya putra terbaik Bonandolok Sumatera Utara yaitu Friedrich Silaban.
Friedrich Silaban adalah seorang yang justru bukan dari Agama Islam, beliau merupakan seorang arsitek hebat yang beragama Kristen Protestan. Kepiawaian beliau dalam membuat rancangan bangunan mewah dan dipadukan dengan ilmu yang beliau pelajari terkait ibadah ummat Islam, maka lahirlah desain Masjid Istiqlal yang dapat kita saksikan saat ini.
Awalnya, untuk menemukan karya terbaik mengenai desain masjid, pada tanggal 22 Februari hingga 30 Mei 1955 Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI) mengadakan sebuah sayembara rancangan gambar masjid Istiqlal.
Saat itu Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno bertindak selaku dewan juri telah menyediakan hadiah berupa uang senilai Rp. 25.000,- dan bintang Istiqlal emas seberat 75 gram.
Sebanyak 27 peserta mengikuti sayembara ini, namun dari seluruh peserta tersebut hanya 5 peserta yang memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh tim panitia. Mereka adalah : Fridrich Silaban dengan konsep “Ketuhanan”, R. Oetoyo dengan konsep “Istighfar”, Hans Groenewegen dengan konsep “Salam”, 5 orang mahasiswa ITB dengan konsep “Ilham 5”, 3 orang mahasiswa ITB dengan konsep “Chatulisstiwa”.
Namun dari 5 peserta perorangan maupun kelompok teresbut, akhirnya pada tanggal 5 Juli 1955 Presiden Soekarno memutuskan karya Friedrich Silaban dengan konsep “Ketuhanan” sebagai pemenang dalam sayembara ini.
Bangunan Monumental Ini Menjadi Daya Tarik Wisatawan Ke Jakarta
Desain Masjid Istiqlal jakarta memiliki gaya arsitektur Islam modern, ‘tak lekang oleh waktu’, begitulah kira – kira gambaran keindahan yang awet yang patut disematkan pada bangunan monumental yang penuh sejarah ini.
Daya tampung jama’ah yang mampu mencapai 200.000 (dua ratus ribu) orang membuat masjid ini mendapatkan gelar kebangsawanannya, yaitu masjid terbesar se Asia Tenggara. Emejiing.
Salah satu bangunan dari masjid ini yang membuat kita kagum adalah menaranya, menara kokoh berdiri dengan tinggi 6666 centimeter dimana angka ini merefleksikan jumlah ayat Alquran, 6.666 ayat.
Masjid ini memiliki 5 lantai, dimana sangat jarang sekali ditemukan bahkan hampir tidak ada masjid yang mencapai 5 lantai.
Selain Tempat Ibadah, Masjid Istiqlal Juga Difungsikan Sebagai Kantor Berbagai Ormas Lho.
Sebagai masjid negara, Masjid Istiqlal meruapakan tempat ibadah ummat Muslim yang punya segudang aktifitas keagamaan, termasuk dalam bagian masjid ini terdapat beberapa kantor pusat organisasi masyarakat keagamaan. Seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI), Perpustakaan Islam Indonesia, LPTQ, BKPRMI, BMOWI dan beberapa yang lainnya.
Selain ibadah wajib seperti sholat rawatib, masjid ini juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan diantaranya kajian tauhid yang bekerjasama dengan Daarut Tauhid asuhan KH. Abdullah Gymnastiar, kajian Islam bulanan bekerjasama denga PPPQ Daarul Qur’an asuhan Ust. Yusuf Mansur, buka bersama puasa Ramadhan, khitanan berjama’ah, dan terdapat juga Madrasah Istiqlal.
Panduan Berwisata Ke Masjid Istiqlal
Sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, wajar kalau masjid Istiqlal menjadi salah satu wisata religi yang mampu menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Kamu yang pengen datang ke masjid ini, buat yang muslim yang pertama niatkan dulu untuk ibadah, kamu bisa berkunjung kapan saja selayaknya jama’ah masjid pada umumnya. Kalau ingin menggali informasi lebih dalam terkait masjid ini, kamu bisa temui salah satu pengurus masjid, dan bisa tanya jawab secara langsung.
Bagi wisatawan non – Muslim kamu juga bisa kok mampir ke sini, dengan catatan sebelum memasuki bangunan masjid kamu terlebih dahulu meminta izin kepada pengurus masjid, dan biasanya akan dilakukan briefing terlebih dahulu terkait etika dalam memasuki tempat Ibadah ummat Muslim.
Pastikan datang dengan pakaian yang sopan, tidak bercelana pendek, baju lengan pendek bagi wanita dan pakaian tidak sopan lainnya. Tapi jika sudah terlanjur, bagi yang pria akan diberikan sarung jika memang kebetulan memakai celana pendek, dan mukena bagi wisatawan cewek jika kebetulan menggunakan pakaian terbuka.
Ingin tau lebih dalam tentang masjid Istiqlal yang terkenal ini? Kapan – kapan kalau ke Jakarta jangan lupa sempatkan waktu kamu untuk berkunjung kesini. Kalau kamu jomblo, siapa tau ketemu jodoh disini. Hehehe